Pondok pesantren selalu menjadi tempat yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan pendidikan agama Islam. Di balik tegaknya bangunan-bangunan kayu nan rapih dan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menggetarkan, terdapat cerita-cerita inspiratif tentang para alumni yang rela mengabdikan diri mereka untuk membina dan mengembangkan potensi pesantren. Salah satu contoh nyata yang menginspirasi adalah perjalanan hidup seorang alumni Rumah Qur’an yang dengan setulus hati mengabdikan diri di salah satu pondok pesantren Tahfizh di kec Suli Barat, Kab Luwu, Sulawesi Selatan.
Mengabdi di Pondok Tahfizh Ar Rahman Luwu
Salah satu alumni Rumah Qur’an Sahabat Dhuafa yang menginspirasi adalah Muhammad Yusuf Kulahu. Setelah menamatkan pendidikan di Rumah Qur’an Sahabat Dhuafa, Yusuf merasa panggilan hatinya kembali ke akar keilmuannya. Dia merasa bahwa saatnya untuk berkontribusi lebih dalam dan berarti dalam pengembangan pendidikan agama Islam, khususnya di lingkungan pondok pesantren.
Setelah mengenal lebih dekat Pondok Pesantren Luwu dan melihat potensinya yang besar, Ali memutuskan untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya di sana. Keputusannya ini mendapat dukungan penuh dari keluarga dan rekan-rekannya di Rumah Qur’an. Perginya tidak hanya sebatas fisik, tapi juga berupa semangat, ilmu, dan pengalaman yang dia bawa dari Rumah Qur’an.
Menjalin Hubungan yang Kuat dengan Alumni dan Masyarakat
Selain berinteraksi dengan para santri, Ali juga menjalin hubungan yang erat dengan alumni Rumah Qur’an lainnya yang berada di Luwu dan daerah sekitarnya. Bersama-sama, mereka berupaya memberikan kontribusi nyata bagi pesantren dan masyarakat setempat, termasuk dalam kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan program-program kemanusiaan lainnya.
Dengan semangat gotong royong dan kerjasama yang kuat, komunitas alumni Rumah Qur’an mampu membawa dampak positif yang signifikan bagi Pondok Pesantren Luwu dan sekitarnya.
Menginspirasi Generasi Muda untuk Berbuat Lebih
Kisah inspiratif Yusuf sebagai alumni Rumah Qur’an yang mengabdikan diri untuk membina di Pondok Pesantren Luwu bukanlah sekadar cerita pribadi, tetapi juga cerminan dari semangat kebersamaan, dedikasi, dan komitmen dalam mengabdi bagi agama dan masyarakat. Kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menyisihkan sebagian waktu dan tenaga mereka untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan Islam di tanah air.
Tersebarnya semangat seperti ini akan menjadi modal berharga dalam mencetak generasi penerus yang tangguh, berakhlak mulia, dan berdedikasi tinggi terhadap agama, bangsa, dan negara.